Halaman

SELAMAT DATANG DI BLOG PESONA JINGGA

SELAMAT DATANG DI BLOG PESONA JINGGA

Jumat, 18 November 2011

MENEMBUS GULITA


Terputus bayangku akan langkahku
Berdiri di bawah perduan rembulan
Terpejam mata untuk melayang
Meraih bintang dalam genggaman

Merekah senyum bibir mengambang
Mendekap hati kala tercipta
Rasa rindu yang tak terduga
Ingin angin membawa semua
Semua rindu yang tersimpan di dada

Terbawa terbang menembus gulita
Tersangkut hati arjuna di sana
Arjuna yang selalu ku puji dan ku puja
Yang tak lepas dari balik mimpiku
Selalu terhias hidup akan raganya
 
Membayang di kelopak mata
Mengiring di setiap jejak langkah
Bersemayan di ruang terdalam
Akan binasalah jiwa tanpa diri'nya

CONTOH BORDER MELENGKUNG



<div style="background-color:#000000; -moz-border-radius-topleft:10px; -moz-border-radius-topright:10px; border:1px solid #000; padding:10px;">



<div style="background-color:#ccc; -moz-border-radius:5px; border:1px solid #000; padding:10px;">ISI TULISAN</div>

<div style="background-color:#2b0082; -moz-border-radius-topleft:10px; -moz-border-radius-topright:10px; border:1px solid #000; padding:10px;">ISI TULISAN</div>

<div style="background-color:#171e7d; -moz-border-radius-topright:30px; -moz-border-radius-bottomright:30px; border:5px solid #000; padding:10px;">ISI TULISAN</div>

<div style="background-color:#cc29d5; -moz-border-radius-topleft:30px; -moz-border-radius-bottomright:30px; border:5px solid #000000; padding:10px;">ISI TULISAN</div>

<div style="background-color:#6a1419; -moz-border-radius:30px 10px;  border:5px solid #000000; padding:10px;">ISI TULISAN</div>



-Webkit-Border-Radius (Untuk Safari)

<div style="background-color:#ffff00; -webkit-border-top-left-radius:30px; -webkit-border-bottom-right-radius:30px; border:5px solid #000000; padding:10px;">ISI TULISAN</div>

<div style="background-color:#32d529; -webkit-border-top-left-radius:50px; -webkit-border-top-right-radius:50px; border:5px solid #000000; padding:10px;">ISI TULISAN</div></div>

PEDANG AKSARA

Tugasmu telah selesai bintang
Melerai badai dalam kemelut jingga
Hujan dan angin telah bercerai
Tinggalkan luka di dada matahari
Kembalilah digugusan andromeda
Jemputlah cinta disana
Bukankah engkau telah berjanji
Sebelum kau kenakan rompi menaikkan panji
Menghunus pedang aksara
Memecah cahaya
Alibi bunga dan putri jelita
Dulu kau maklumatkan cinta pada hujan
Dan kini hujan telah berhenti
Anginpun sepoi-sepoi
Janji itu masih gagah tertera
Tunaikan saja
Pesanku...
Jangan kau sia-siakan dia
Cintanya hanya satu
Teruntuk dirimu seorang

KANVAS HATIKU

Di mana kau simpan bunga ku
Tak ku temui di kantong pagi
Dan ini shubuh kesekian kali
Aku mandi cahaya tanpa sabun wangi
Pancuran embun terasa segar hambar
Sejuknya telah tertebar di perut malam
Dan mimpi semalam aku lupa apa
Sebab kanvas hatiku masih memutih pias
Mengapa engkau nampak anggun
Namun aku hanya tergugun
Sedang jiwaku masihlah unggun
Merinduimu di atas bentangan sazadah

MENGAPA DIAM

Mengapa ragu sayang
Berlarilah kejar bintang
Bukankah hujan telah mereda
Dan angin tanpa suara
Jangan malu-malu sayang
Cahaya itu masih menunggu
Mendekatlah
Pasti engkau akan di cumbu
Mekarlah sebagai bunga aksara
Tebarlah harum pesona
Bukankah engkau mahir merangkai kata
Renkarnasilah dalam ujud putri jelita
Senyum'mu sungguh menawan
Mengapa diam
Aku tak kan pernah hiraukan
Ini sudah keputusan
Bila malam datang menjelang
Sendiri aku menahan kantuk
Siangku diatas pembaringan
Untuk mengeja mimpi
yang sempat tertunda
Dan senjaku
Jangan kau tanyakan
Sebab pasti tak pernah kudapatkan

Kamis, 17 November 2011

AKU MASIH SETIA

Mengapa aku merasa sepi dan pilu
Sedangkan senja masih begitu indahnya
Melembayung jingga di pelataran barat
Dan aku masih menatap mu dari sisi matahari

Gurat aksaraku,
Lukiskan kepedihan yang mendalam
Disetiap kecap lidah basah'ku
Bertutur tentang Luka yang menyakitkan

Keprakan ombak dipayungi matahari
Keciprak berkejaran menyentuh kaki
Aku ingin masih ingin bermanja
Bergelayut di lengan'mu
Melembayung jingga menyusuri senja

Dan ketika senja kian temaram
Merangkak perlahan menghampiri malam

Aku masih setia menanti  rembulan
Meski sinar'nya meredup dalam sengketa
Akibat dari guratan prasangka

SEPERTI BUTIRAN PASIR

Langit dhuha memayung dahi pagi
Mengusap peluh di kening matahari
Kesiur angin kintamani
Menyejukan hati
Aku damai di sini
Bersama ilalang aku bersimpuh
Sujud bermunazab
Pada sang pencipta
Luruhkan segala ego dan amarah
Seperti butiran pasir yang pasrah
Terinjak kaki-kaki pongah
Tapi tiada amarah
Mengabdi melampahi titah
Mencari bekal ibadah
Menjalani kehidupan
Demi sebuah hidup yang lebih berarti
Tak pernah jera
Meski nestapa tak henti mendera

TENGADAH PILU

Sendi-sendi jiwa bermunajat
Atas nama cinta...
Bukti syukur atas degupan nafas
Yang masih saja menggema...
Sedang noda-noda peluh
Kian melumuri kisah jasad bersama ruh...
Tengadah sucikan kerling
Seputih bongkahan hati
Dikemas hendak pulang kembali...
Seluruh persendian berdiri kaku
Ketika takbir tengadah pilu
Langitpun bergetar dalam kekhusukan
Ayat-ayat cinta dikumandangkan
Senyum seindah pelangi,
Menjemput hati yang kembali

PENAWAR NOKTAH

Wahai jiwa yg senantiasa cenderung mengilu kelam...
Buliran dahagaku adalah kesatria

Bergamis putih bertemaram senja nampak dari ufuk barat...
Goresan tinta emasnya mengalun atas peluh sengatan terik...
Degupan nafasnya sebagai penawar noktah

Dijelaga kalbu yang menyayat diri...
Adakah kujumpai nampak jejak sang kuda putih 

Dipekatnya dekapan malam?
Bila malam adalah hitam
Dan kelam adalah  jubah hari
Tunjukan aku satu bintang
Agar aku bisa terus berjalan
Berdampingan dengan senja

Rabu, 16 November 2011

TINGKAT KEDENGKIAN

Sahabat-sahabat bloger terkasih....
dipostingan ini saya akan memaparkan tentang tingkatan kedengkian
yang mana postingan ini saya ambil dari sebuah buku mensucikan jiwa yang disusun oleh sa'id hawwa-
yaitu seorang da'i yang kental spiritual.
Disini saya akan menjelaskan tentang tingkatan kedengkian.
Tingkatan kedengkian ada empat macam.
PERTAMA:
Menginginkan lenyap'nya ni'mat dari orang lain sekalipun ni'mat itu tidak berpindah kepada diri'nya.
Hal ini merupakan puncak keburukan
Untuk tingkatan yang pertama ini sangat tercela secara mutlak
KEDUA:
Menginginkan lenyapnyani'mat dan berpindah kepada'nya,karna ia sangat menginginkan ni'mat itu,
seperti keinginannya terhadap rumah yang baik atau wanita cantik atau kekuasaan yang di taati
atau kesejahtraan yang di dapat oleh orang lain dan dia ingin hal itu menjadi milik'nya.
Apa yang dituntutnya adalah ni'mat itu dan bukan kelenyapan'nya dari'nya
Apa yang disukai'nya adalah hilang'nya ni'mat itu,bukan keni'matan yang dini'mati oleh orang lain itu.
Untuk tingkatan yang kedua ini lebih ringan dari tingkatan yang ketiga
KETIGA:
Tidak menginginkan ni'mat itu sendiri untuk diri'nya tetapi menginginkan ni'mat yang serupa.
Jika tidak bisa mendapatkan ni'mat yang serupa maka ia menginginkan lenyap'nya ni'mat itu
agar tidak muncul perbedaan antara kedua'nya.
Untuk tingkatan yang ketiga ini ada yang tercela dan tidak tercela.
KEEMPAT:
Menginginkan ni'mat yang serupa untuk diri'nya dan jika tidak bisa mendapatkan'nya maka-
ia tidak menginginkan kelenyapan'nya dari saudara'nya.
Untuk tingkatan yang terakhir iniadalah tingkatan kedengkian sebagai lintas makna,tetapi ia tercela.
berdasarkan firman ALLAH:
Dan janganlah kamu iri terhadap apa yang telah dikaruniakan kepada sebagian kamu lebih banyak dari
sebagian yang lain"(an-nisa' 37)
Jadi dari uraian diatas kita bisa memaknai bahwa bahwa mengharapkan ni'mat yang serupa dengan'nya
tidak'lah tercela,tetapi mengharapkan nikmat itu  sendiri adalah tercela
baiklah sahabat bloger,itulah uraian dari postingan saya hari ini...
semoga kita di jauhkan dari sifat dengki.
amin ya rabbal allamin....semoga postingan ini bermanfaat bagi sahabat semua....

KEUTAMAAN MENAHAN AMARAH

Nabi saw bersabda :
Orang yang paling kuat diantara kalian adalah
Orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya pada saat marah
Dan orang yang paling santun diantara kalian adalah
orang yang memaafkan pada saat mampu melakukan pembalasan

Nabi saw bersabda :
Barang siapa bisa menahan kemarahan,
Padahal kalau ia mau, ia bisa melampiaskan'nya
Maka ALLAH akan memenuhi hatinya pada hari kiamat dengan keridhaan
Di dalam riwayat lain ALLAH akan memenuhi hati'nya dengan dengan keamanan dan keamanan

Nabi saw bersabda :
Tidak ada tegukan yang lebih besar pahala'nya selain dari tegukan
Kemarahan yang di telan dari seorang hamba yang mengharap ridha dari ALLAH

Umar ra berkata :
Siapa yang bertaqwa kepada ALLAH,
maka ia tidak akan melampiaskan kemarahan'nya
Dan siapa yang takut kepda ALLAH,
Maka ia tidak akan berbuat sekehendak'nya

kepenyantunan sesaat dapat menolak banyak  keburukan

Selasa, 15 November 2011

SAAT BAYANG-MU MENYAPA


Sebait kata cinta ku tuliskan didinding malam
desah nada jiwa tentang rindu yang mendalam
merajut aksara kasih dalam gelap ku menyulam
berbenangkan tinta hitam saat waktu kian mengelam

Melantun nada indah saat bayang mu menyapa
ku goreskan puisi cinta pada setiap bait aksara
terselipkan kerinduan dalam semua rangkaian kata
melantunlah sebuah irama dalam setiap alunannya

Bergemuruh nafas malam saat rindu ku membuncah
menjeritlah desir angin meratapi kesah jiwa
tersampaikan pada langit dikisahkan di semesta
terdiamlah kegelapan dalam pesona sebuah cinta

MENJAMAH MALAM

Ketika rindu ku membuncah dikedalaman hati
bersenandunglah gelisah ku mengalun bagai melodi
menancapkan satu nama yang selalu menghiasi
merayap ke jiwa ku dan menikam dalam sepi

Berdesirlah darah ku terbuai bayang mu kasih
menjamah malam di pekat nya kesah hati
setiap saat mendatangi ku lewat mimpi
terbungkamlah pagi ku terseret lamunan sepi

Berdetak waktu melagukan nyanyian rintih
tersentaklah angan di sapa kidung sunyi
berdendang siang lewat dawai matahari
membakar rindu ku bagai kan dilumat api

KAU HIDUP DALAM DIRIKU

beberapa masa yang lalu
kita bertemu
beberapa masa yang lalu
kita berpisah

tetapi. . .

setiap waktu
aku memikirkanmu

di sela nafasku
hembuskan nafasmu
di setiap denyut nadiku
berdetak jantungmu

kau hidup dalam diriku
ku rasakan
apa yang kau rasakan
ku rasakan
saat kau menangis dan tertawa

walau raga terpisah jauh
tanpa ikatan noktah
tak akan bisa pisahkan cintaku
yang tak pernah sirna, untukmu

WAHAI KEKASIH HATI

Aduhai engkau kekasih hati
Dendang malam ketika hati di sapu rindu

Telah mengurai bait-bait cinta menyebutkan nama mu
Dan tersentak aksara ku dari sebuah lamunan bisu

Wahai kekasih hati
Purnama telah menangis dalam ratap malam ku

Ketika ku pecahkan dinding langit menanyakan tentang kamu
Saat cinta mu berbisik di kedalaman jiwa ku

Lihatlah wahai kekasih hati
Membentang lautan di hadapan netra kita
Merintih asa di jiwa merindukan raga
Agar engkau dan aku dapat berjumpa
Memadu kasih kita di tepian sunyi samudera

Dengarlah wahai kekasih hati
Sejuta bintang pun akan enggan berpijaran
bila malam tak menghadir kan senyum rembulan

Dan mentari pun akan berlalu dalam senja yang temaram
meninggalkan banyak cerita untuk kelak kita kisahkan

CELOTEH RINDU

Celoteh rindu ku merobek dinding malam
Pecahlah tangis bulan saat ujar ku menikam

Terhenyak bintang-bintang saat tutur ku menghujam
Tersentak dari lelapnya di kala waktu kian kusam

Terbangun dedaunan dalam gelisah rintih dahan
Ketika ranting-ranting di sapu angin berdesir

Menangis tawa langit dikala bumi mengoceh awan
Bersabda kepada hujan agar hapuskan kekeringan

Merintih kidung rindu di sapa kemarau kesunyian
Meratap setiap bait dalam dendang asa

Bergemuruh buih ombak memecah pantai kehidupan
Berteriak kepada camar agar gemakan perjuangan

Terhenti tembang malam kala fajar menggantikan
Memucatlah wajah bulan saat mentari terbit

SETELAH SENJA BERANJAK

Indah ku tatap nanar sang rembulan
Sangat anggun memecah awan hitam
Tersorot oleh mata sayu dari lorong waktu
Yang menjadi saksi setiap kerinduanku

Purnama nampak sempurna
Anggun dengan rajutan sutera putih
Menyinari kepingan rindu sebatang kara ini
Setelah senja beranjak terusir gelap malam

Andaikan cintaku sesempurna purnama itu
Alangkah indahnya kisah bersanding bintang-bintang
Sangat sunyi tanpa ada celoteh sinis di telingaku
Mungkin ini ujianku menuju sempurna

MERINTIH DI TIRAI SIANG

Akulah bintang yang mendekam di jantung malam
Terpanah ratapan bulan ketika terbungkus kelam

Seperti dendang taman dalam kisah musim gugur
Daun-daun berjatuhan sampai akhirnya terkubur

Akulah rindu yang gelisah menanti fajar
Melewati malam hari dalam sepi tanpa sinar

Seperti senandung ladang saat musim kekeringan
Menengadah kepada langit bermohon turun hujan

Akulah cinta yang merintih di tirai siang
Terbakar ditungku hari dan rindu ku pun meradang

Seperti nyanyian ombak yang bergulung ketepian
Berkisah tentang nakhoda yang terdampar di lautan

AKU COBA

di saat malam mulai diam
di saat dingin kuat menghujam
saat itulah rinduku bertaut
mencari dermaga cinta yang karam


Berderai air mataku
jika teringat kenangan lalu
Masa-masa indah bersamamu
Yang kini menjadi puing-puing bisu

Aku coba menggapai bayangmu
Yang menghias lamunan rinduku
Aku coba memetik senyummu
Yang kau lempar kepadaku

Namun semua sia-sia
Karena yang ku jumpai hanya
Bayangan semu dirimu
Yang bisu dan selamanya bisu

AKU HANYALAH RANTING RAPUH


Begitu banyak kenangan yang terlewati
Diantara tangis dan tawa yang menemani
Kini aku disini sendiri menanggung sepi
Bersama serpihan-serpihan cinta yang tersisa

Aku tak akan pernah pergi
Selama ada cinta yang bersemayam di hati
Satu cinta yang pernah ada dalam lubuk hatimu
Yaitu cinta dari hatimu yang mampu meluluhkanku

sadar diri aku hanyalah ranting rapuh
Yang tak patut mendapatkan cintamu
Namun di ruang terdalamku selalu berharap
jika masih ada cinta tulusmu untukku
Akan ku abdikan sisa hidup ini
Hanya untukmu seorang
Hingga mata ini tak lagi mampu
Menatap teduh'nya pandanganmu

AKU TAK SEINDAH RONA JINGGA ITU

Lihatlah senja yang begitu indah
Sihir jingganya indahkan mata
Hingga mengalihkan matamu
Untuk tetap menatapnya
Walau kau sadari diriku
Ada tepat di depan matamu

Aku coba redam cemburu ini
Karena senja itu keindahan-Nya
Aku coba mengertikan hatimu
Jika kau memang selalu ingin keindahan

Maka...
Jadikanlah aku bagian dari rona jingga itu
Agar kau senantiasa bahagia didekatku
Walau ku tau aku tak seindah rona jingga itu
Yang selalu menyapa senja

Semoga dengan ketulusan hatiku
Hatimu mampu melihat keindahan hatiku

TANGKAI SUNYI


Hujan berjatuhan ke pucuk-pucuk malam
berdendang riuh di jantung alam
gemuruh rindu datang menghujam
dalam diam hening mendekam

Malam meratap di tirai awan
Irama rindu bagai nyanyian
Wajah kekasih usik lamunan
Gelisah datang di kesendirian

Aroma melati di tepian hati
Wangi cinta taburan kasih
Putik rindu mekarlah kini
Resah bergayut di tangkai sunyi

Bunga merekah tersiram hujan
Kuncup mengembang di kesunyian
Malam berlalu dalam impian
Cinta bergema di kedalaman

ENTAH


Teruntuk dirimu
Selaksa aksara berhias bibir
Walau bening menyerta di bola mata
Tiada pernah bisa menyentuh

Sejauh langkah ku tempuh
Langkah lunglai bersimbah merah
Menggapai asa tak terjawab
Tergolek dalam nestapa jiwa

Entah cara apa kudapat
Menggugah jiwa hening membeku
Membalut rasa beribu rindu
Menggapai dan merengkuh dirimu

Adakah kau tahu
Jerit dan tangis diri ini
Terjerat rindu memuncak
Akan dekap mesra hadirmu

Lidahku kelu
Hatiku membatu
Tanpa dirimu di sisiku

RESEP BOLU SURI

Bahan
200 gr terigu
1 bks ragi instan
250 ml air anget2x kuku
10 butir telur
5 kuning telur bebek( aku pake telur ayam)
500 gr gula pasir
150 gr mentega lelehkan

Cara Membuat
1 campur tepung terigu dg ragi dan air, aduk rata. Diamkan 20 menit atau sampai mengembang.

2 Masukan campuran telur, gula pasir dan mentega cair. Aduk dan saring.

3 Tuang kedalam loyang 3 loyang tulban ( loyang yg di tengahnya bolong) , yg sudah di olesi mentega dan di taburi terigu.

4 Panggang di oven yg sudah di panaskan selama +/- 35 menit atau sampai matang.

Senin, 14 November 2011

CAKE KETAN HITAM





Bahan:
250 gram tepung ketan hitam
200 gram gula pasir
200 gram minyak goreng
6 butir telur
1/2 sdt garam
1/2 sdt vanili
2 sdm susu kental manis

Cara membuat:
Kocok telur dan gula hingga kental. Masukkan garam dan vanili,kocok rata. Masukkan susu kental manis,kocok rata.
Masukkan tepung ketan hitam dengan cara diayak ke dalam kocokan telur,aduk rata.
Masukkan minyak goreng,perlahan. Aduk balik sampai rata.
Masukkan adonan ke dalam loyang,panggang 30 menit suhu 180C. Bisa gunakan loyang 30×10,jadinya 2 loyang. Atau gunakan loyang 24×24 kalau mau buat jadi lebih tipis.
Setelah matang,angkat,dinginkan,keluarkan dari loyang.
Coret-coret dengan coklat putih cair.R

CAKE MOLTEN CHOCOLATE FONDANT



Bahan:
500 g mentega
500 g Dark Chocolate 60%, cincang
300 g gula pasir
10 kuning telur
10 butir telur ayam
150 g tepung terigu
1 sdt cardamom bubuk
1 sdm Mayer's Rhum



Cara membuat:

* Siapkan mangkuk-mangkuk kecil tahan panas. Semir margarin, taburi sedikit terigu.
* Tim cokelat dan mentega hingga leleh. Angkat.
* Kocok kuning telur, telur dan gula hingga gula larut.
* Masukkan campuran cokelat, aduk hingga rata.
* Tambahkan bahan lainnya. Aduk rata.
* Tuang ke dalam cetakan-cetakan.
* Panggang dalam oven panas 180 C selama 12 menit hingga matang.
* Angkat, sajikan panas dengan Saus berry dan es krim vanili.

Untuk 8 buah

RESEP BOLU KOJA

Bahan:
• ½ kaleng susu kental manis
• 200 cc santan kental
• 5 butir telur
• 200 gr gula pasir
• 200 gr terigu
• 2 sendok makan mentega, cair kan
• 3 sendok makan wijen (bila perlu), sangrai
• 10 lembar daun pandan, 5 lembar daun suji, 50 cc air, tumbuk, tambahkan air, peras dan saring.
Cara membuat:
• Campur susu, santan dan air perasan daun, sisihkan.
• Kocok telur dan gula hingga mengental, masukkan campuran susu dan santan.
• Masukkan terigu dan mentega cair, aduk rata.
• Tuang ke loyang, panggang dengan api sedang ± 40 menit.
• Tuang wijen saat bolu setengah matang.

RESEP BOLU KOJA LAPIS

Bahan:
• 750 ml santan dari 1 butir kelapa
• 250 ml air suji
• 600 gr gula pasir
• Garam secukupnya
• 10 butir telur bebek
• 100 gram terigu
• 1 kaleng susu kental manis
• 200 gr mentega cair
• Vanili secukupnya
• Pewarna hijau/pasta pandan secukupnya
Cara membuat:
• Masak santan, air daun suji, gula dan garamhingga mendidih, angkat, dinginkan.
• Tuang telur ke dalam santan satu persatu hingga tercampur rata.
• Masukkan terigu, susu kental dan mentega cair, aduk rata, saring.
• Olesi loyang, 22x22x8 dengan margarin, alasi kertas roti.
• Tuang adonan 250 ml kedalam loyang, panggang dengan api atas hingga matang, Tambahkan lagi 250 ml adonan diatas adonan yang telah matang, panggang dengan api atas hingga matang, begitu seterusnya hingga adonan habis.

GIGIL YANG MENDERA

apa yg mampu kulakukan
saat bintang tak lagi berpijar
mengiringi perjalanan malam
aku seakan tak lagi punya hak bertutur
untuk meruahkan segala resah
kesahkupun seakan terhimpit
oleh keangkuhan malam yg beku
dan apa yg bisa kulakukan
ketika mentari seakan enggan
menebarkan hangat'y di hamparan serambi hati
yg kuyup dalam gigil yg mendera
aku seakan terbius dalam kebisuan
diantara bingar'y kicau burung-burung langit
dalam cibiran sinis
dan pandangan sebelah netra pagi

Rabu, 02 November 2011

SENANDUNG NIRWANA

Dalam belaian malam aku menanti hadir'mu
Menuai rindu di pohon-pohon rasa...
Rindangnya cinta....
Penenang jiwa dikala kejenuhan melanda....,
Bersenandung jiwa di sanjung rasa di kepung rindu
Kala jemari menjamah nadi nadi asmarandana.....
Alunan syahdu merasuki jiwa.........
Rajai karsa gerak-kan gelembung mewangi bias tarian ranah jiwa.
Bergelayut manja di pucuk pucuk rindu
Riapkan sapa mengerling kepak temali hati...
Tebaran gemantung gumintang...
Ruahkan asa...
Dikala rebahku dalam jiwamu....
Belaian kuncup nadimu mengelora dalam nafasku.....
Di sentak gejolak gejolak senandung niwrnana
Di rempih kini paruh malam.
Tertatah bait-bait di instrumen semesta
Tentang paduan irama dì hembusan kidung
Tersaji di nampan perjamuan....

Selasa, 01 November 2011

BELATI PRASANGKA

Resah tak henti mendera jiwa
Bias rembulan mengiringi langkah kedukaan
Kidung-kidung asmarandana mengalun sendu
Menghujat hati dengan belati prasangka
Luka demi luka kau toreh
Tercabik tersayat berlumur pedih
Tanpa rasa iba
Masih saja kau tusukkan belati itu
Entah sampai kapan
Kau henti menghunusi aku
Dengan sejuta belati prasangka
Mungkin hingga jantungku berhenti berdetak
Dan ragaku terbujur kaku di atas pembaringan sunyi

SERAMBI HATIKU KERONTANG

Kemarau...
Mataku silau sembab mentari
Jasadku hampir mati
Kakiku terasa berat melangkah
Meski di dekat sana ruang sejuk berpondok teduh.
Kemarau...
Aku kepanasan
Pikiranku runtuh
Serambi hatiku kerontang
Meski semilir angin terus berhembus.
Kemarau...
Aku tetap bertahan
Ku coba berjalan selangkah dua langkah
Hingga mungkin diriku basah oleh rinai hujan.